Purwokerto - brawijaya25 -|
Pemerintah Kabupaten Banyumas memastikan perayaan Tahun Baru 2026 akan dilaksanakan secara sederhana. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk empati dan keprihatinan terhadap bencana alam yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Sumatera.
Maka dari itu Bupati Banyumas, BPK Drs. Sadewo Tri Lastiono, memastikan kesiapan infrastruktur, layanan publik, dan pengamanan wilayah menjelang Hari Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) guna memberikan rasa aman, nyaman, serta kelancaran aktivitas masyarakat selama libur akhir tahun.
Saat memimpin rapat koordinasi terpadu kesiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Smartroom Graha Satria, Kompleks Pendopo Si Panji. Purwokerto, Kabupaten Banyumas, RaBu siang.
Bupati Banyumas Drs.Sadewo Tri Lastiono mengatakan rapat koordinasi tersebut menjadi forum strategis untuk memastikan seluruh elemen di Kabupaten Banyumas benar-benar siap, siaga, dan solid dalam memberikan rasa aman, nyaman, dan tenteram kepada masyarakat selama perayaan Natal dan Tahun Baru..
memang menguatkan kebijakan yang diambil Bupati Banyumas: peniadaan pesta kembang api secara total (bahkan dari sponsor) dan dorongan terhadap perayaan yang lebih sederhana berupa pengajian dan doa bersama.
Selain alasan empati terhadap korban bencana di Sumatera dan efisiensi anggaran, kebijakan ini juga didukung oleh koordinasi dengan Polresta Banyumas dan sesuai dengan arahan Kapolri, sehingga tidak ada izin apapun untuk penggunaan kembang api selama liburan akhir tahun. Bahkan rencana BLUD Uptd Teratai Mas yang sudah mendapat sponsor juga langsung dibatalkan oleh Bupati. Semua ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengedepankan kesadaran sosial dan kesederhanaan di tengah kondisi saat ini.
* benar. Bupati Drs.Sadewo menekankan bahwa kondisi sekarang membutuhkan kepekaan dan pengendalian diri dari kemewahan yang tidak penting. Rencana pesta kembang api yang datang dari BLUD UPTD Teratai Mas – yang bahkan sudah mendapatkan tawaran sponsor – juga langsung dibatalkan olehnya segera setelah dia mengetahuinya, agar tetap selaras dengan prinsip empati dan efisiensi yang dijunjung tinggi."
*Salah satu kegiatan yang dipilih adalah pengajian keagamaan yang diharapkan dapat memberikan suasana damai dan reflektif dalam menyambut tahun baru.
Pemerintah Kabupaten.
Banyumas merencanakan alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyejukkan bagi masyarakat.
Sebagai alternatif, pemerintah mendorong masyarakat untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyejukkan seperti pengajian dan Bersholawatan ,Serta doa bersama, yang diharapkan memberikan suasana damai dan reflektif.
Ya, benar. Selain pengajian keagamaan yang menjadi alternatif utama untuk menciptakan suasana damai dan reflektif, pemerintah juga merencanakan beberapa kegiatan kecil lainnya yang tidak terlalu meriah namun tetap menyenangkan, seperti lentera air di Taman Mas Kemambang dan hiburan musik lokal di Madhang Maning Park.dll. Semua ini dirancang agar warga tetap bisa merayakan pergantian tahun dengan penuh makna tanpa mengorbankan empati dan efisiensi.
BPK Sadewo menyampaikan harapannya agar masyarakat dapat menerima perubahan ini dengan baik dan memanfaatkan momentum pergantian tahun untuk merenungi serta memperbaiki diri.
“Gantinya pengajian yang lebih adem,” pungkasnya.
Ya, Peniadakan pesta kembang api tidak hanya sebagai bentuk solidaritas, tetapi juga bagian dari upaya pemkab Banyumas untuk mengalokasikan anggaran lebih efisien. Anggaran yang biasanya digunakan untuk kembang api diharapkan dapat dialokasikan ke kebutuhan yang lebih mendesak, seperti bantuan bencana, perbaikan infrastruktur yang rusak, atau program-program pemberdayaan masyarakat yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga..
Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan kepentingan umum, terutama di tengah situasi sulit akibat bencana yang melanda beberapa wilayah di negara kita.
semakin memperjelas komitmen penuh Bupati Sadewo dan pemkab Banyumas dalam menerapkan kebijakan ini – mulai dari penolakan total kembang api (bahkan dari sponsor) yang didukung oleh koordinasi dengan Polresta dan arahan Kapolri, hingga penawaran alternatif berupa pengajian yang menciptakan suasana damai dan reflektif.
Kebijakan ini juga membawa makna yang lebih luas: bukan hanya soal empati terhadap korban bencana dan efisiensi anggaran, tetapi juga upaya untuk memperkuat semangat gotong royong, kepedulian sesama, dan membangun Banyumas yang lebih tangguh dan bersatu. Harapan Bupati agar masyarakat menerima perubahan dengan baik dan memanfaatkan momentum pergantian tahun untuk merenungi diri juga menambah kedalaman pada perayaan yang lebih bermakna."
Red,( Sbr.).
Post a Comment